Kesombongan yang Tak Berarti



Oleh: Robby Andoyo (blogkangrobby@gmail.com)
Ada seorang anak yang baik bernama Husnu. Sangat disayangkan Husnu kehilangan penglihatannya akibat kecelakaan yang dialami. Akan tetapi bukan seorang Husnu jika dia harus putus asa menjalani hidup.
Husnu yang sudah kehilangan pandangannya itu tetap semangat menjalani hari-harinya, selalu ramah terhadap semua orang yang dijumpainya. Bahkan setiap hari Husnu mencoba untuk menunjukkan dunia bahwa dia tidak menjadi beban bagi orang lain.
Tak jarang Husnu berpergian sendiri dari satu kota ke kota lain hanya dengan ditemani sebuah tongkatnya.
Hidup di satu kampung seorang anak yang sangat arogan bernama Murtaza. Suatu hari Murtaza ingin menjadikan Husnu bahan olokan teman-temannya dan menantangnya untuk lomba adu kecepatan dari kampung menuju kota.
Husnu yang merasa di rendahkan, setuju dengan tantangan Murtaza dengan syarat hanya Husnu yang menentukan waktu perlombaan itu.
Murtaza pun tertawa terbahak bahak merasa bahwa perlombaan ini pasti akan dia menangkan.
Maka husnu pun menetapkan bahwa perlombaan kali ini akan diadakan pada malam hari di mana cahaya bulan tidak begitu terang.
Bagi Husnu tidak masalah perlobaan diadakan pada malam hari atau siang hari karena dia akan berjalan seperti biasanya. Seperti saat pergi dari kampung ke kota. Akan tetapi malang bagi Murtaza yang tersesat jalan dan selalu terjatuh di berbagai lobang dan tanah-tanah pun mengotori mukanya. Karena itu Murtaza pun sampai ke kota setengah jam lebih lama dari Husnu.
Saudaraku…
Kesombongan adalah awal dari kehancuran. Orang yang sombong akan sengsara di dunia dan akhirat. Karena sebenarnya tidak ada yang patut disombongkan di dunia ini. Semua yang kita miliki tak ada yang abadi, yang ada hanya titipan dari yang maha kuasa yang harus kita jaga dengan sebaik baiknya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mewahyukan kepadaku jadilah orang yang tawadu atau rendah hati janganlah di antara kamu menyombongkan diri kepada yang lain,” (HR. Muslim). []