Dunia memiliki beberapa samudera yang luas, salah
satunya adalah samudera Atlantik. Samudera ini memiliki luas yang sangat besar
dan memiliki karakteristik yang membedakannya dengan samudera lainnya. Bahkan
terdapat penelitian terbaru yang menjelaskan bahwa para ilmuwan temukan “Zona
Kematian” di Samudera Atlantik.
Akhirnya Ilmuwan Temukan “Zona Kematian” di Samudera
Atlantik
Mengerikan Ilmuwan menemukan “Zona Kematian” di
Atlantik. Pernyataan ini tidak sekedar dikeluarkan tanpa dasar yang kuat.
Terdapat tim ahli biologi yang menjadi orang pertama yang melihat daerah ini,
yakni “Zona Kematian” di Samudera Atlantik. Mereka adalah beberapa ilmuwan yang
berasal dari Kanada dan Jerman.
Zona kematian ini merupakan sebuah daerah atau area
yang tidak ada kehidupan di dalamnya yang dapat bertahan. Hal ini dikarenakan
kandungan oksigen yang hampir tidak ada di sana. Sebenarnya, daerah dengan
oksigen hampir tidak ada ini pernah disinggung bahkan ditemukan di tempat lain,
yakni dipesisir pantai lepas bagian selatan dan timur Amerika Serikat.
Perbedaannya adalah penemuan kali ini terletak di tengah-tengah laut terbuka.
Hal ini juga dibahas di jurnal Biogeosciences dalam
bentuk makalah. Para peneliti menyatakan bahwa terdapat kantong oksigen rendah
berada di Samudera Atlantik. Area ini memiliki luas yang cukup besar, yakni 100
mil persegi. Bahkan area ini ternyata melakukan perjalanan dan musiman. Area
terbesar yang pernah ada telah ditemukan di teluk Meksiko. Hal ini dikarenakan
mikroba dan nutrisi yang teraduk atau tercampur secara besar-besaran di tempat
lain. Zona kematian dengan jumlah alga yang banyak ini adalah sangat unik.
Nutrisi merupakan makanan yang digunakan untuk
mengembangkan alga atau ganggang pada gilirannya sehingga dapat dimakan oleh
mikro-organisme. Hal ini membuat terbentuknya limbah akibat matinya ganggang
dan tenggelam ke dasar laut sehingga menjadi makanan mikroba lain. Proses ini
memerlukan oksigen yang banyak. Oleh karena itu, oksigen dalam area tersebut
berkurang dan berkadar rendah.
Nutrisi ini berfungsi sebagai alat transportasi.
Namun, tidak menutup kemungkinan untuk ikan atau hewan lainnya hidup di daerah
tersebut. Terdapat dua kemungkinan, yakni hewan itu akan bergerak dan hidup,
ataukah berdiam atau mati. Pada umumnya, hanya beberapa mikroorganisme tertentu
yang dapat bertahan hidup di situ.
Biasanya, zona kematian ini ditemukan di daerah
perairan dangkal yang memiliki pencampuran tidak banyak. Namun, berbeda halnya
dengan ilmuwan temukan “dead zone” di samudera Altlantik. Hal ini masih menjadi
sebuah teka-teki yang belum terpecahkan.
Dikabarkan baru-baru ini bahwa terdapat suatu area di
daerah Atlantik Utara yang memiliki oksigen 20 kali lebih rendah dari perkiraan
semula kandungan oksigennya. Para ilmuwan meyakini bahwa zona kematian ini
terbentuk berupa pusaran atau eddies yang biasanya merupakan siklon laut besar.
Fenomena ini juga dapat terjadi seperti halnya di daratan karena cuaca
tertentu.
Pusaran tersebut cukup membuat para peneliti
tercengang. Cepatnya pusaran membuat kadar oksigen di dalam air sangat rendah.
Padahal kadar oksigen di sekitar pusaran atau di luar pusaran masih terbilang
tinggi. Hal ini menyebabkan banyak organisme yang mati atau tidak bisa tinggal
di perairan tersebut.
Fenomena ini berdampak pada tingkat perekonomian warga
sekitar samudera. Pendapatan mereka dari mencari ikan akan semakin berkurang
karena tidak ada ikan yang dapat hidup disekitar itu. Bahkan para peneliti
khawatir jika hal ini akan berdampak lebih luas dalam kehidupan manusia dan
menyebar di pulau-pulau lainnya. Berbagai ekosistem di daerah pusaran tersebut
dimungkinkan akan rusak.
Demikian ilmuwan temukan “zona kematian” di Samudera
Atlantik. Hal ini masih perlu dikaji oleh para ilmuwan agar menemukan penyebab
dan solusi yang tepat agar fenomena ini tidak merugikan manusia.