GURU yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka.
Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada
anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan
antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu
belajar.
Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Tidak mudah menjadi guru yang baik, menyenangkan, dikagumi dan dihormati
oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi.
Kelas yang menyenangkan kuncinya ada pada guru, karena dia adalah sutradara
sekaligus aktor. Dia yang menentukan apakah kelas menjadi kisah horor atau
cerita petualang yang mengasyikkan.
Bagaimana untuk menciptakan pribadi atau guru yang powerful, Ada beberapa
hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai
guru yang baik dan berhasil:
Pertama, berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di
muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah
yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar
tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.
Guru yang berperan sebagai pemimpin handal. Pemimpin yang baik tidak hanya
selalu berada di depan, member perintah atau komando, namun lebih banyak
memberikan ruang dan kesempatan kepada anak-anak agar mereka bisa berkembang.
Cara yang mampu memotivasi. Guru yang menyenangkan tahu, memberi motivasi jauh berbeda dengan menekan murid dengan berbagai cara agar berprestasi.
Cara yang mampu memotivasi. Guru yang menyenangkan tahu, memberi motivasi jauh berbeda dengan menekan murid dengan berbagai cara agar berprestasi.
Guru yang mampu berkomunikasi secara jernih.
Ada sinyal yang kuat. Frekuensi yang dipancarkan guru dapat ditangkap baik
olehh murid jika gelombangnya sama. Artinya berbicarala dengan cara dan bahasa
yang mereka pahami.
Layaknya panggung pertunjukkan dan guru adalah aktornya, sebagai aktor yang
baik, guru tahu kapan harus bersuara keras, pelan, lembut, atau cepat.
Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung
karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih
sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang
mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita,
apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai
dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana
menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya
nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.
Tahu kapan berhenti untuk memberi kesempatan berpikir kepada anak-anak,
memilih kata-kata efektif sehingga selalu terngiang dalam alam sadar dan bawah
sadar murid.
Guru yang bergerak efektif di kelas. Ruang kelas adalah medan yang
dijelajahi setiap jengkanya, bukan sekadar menyisir sisi depan kelas saja.
Bergeraklah kesemua sudut kelas.
Guru yang menampilkan diri sebagai seseorang yang percaya diri, guru yang
enerjik dan tampil muka selalu ceria.
Dengan cara yang demikian, mudah-mudahan setiap Muslim yang mendidik
anak-anaknya atau guru sekalipun dapat memberikan kenyamanan bagi peserta didik
sehingga berpengaruh pada penyampaian ilmu.