Mungkin selama ini Anda mengira hanya orang dewasa yang bisa stres. Ternyata anak-anak pun bisa mengalami stres. Malah, dalam sebuah survei yang dilakukan di AS diketahui 72 persen anak memiliki perilaku negatif yang terkait dengan stres.
Tanda stres yang perlu diwaspadai pada anak antara lain anak mudah marah atau moody, menjauh dari teman-temannya, ada perubahan di sekolah, mengalami sakit fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sering sakit perut atau sakit kepala, kurang tidur atau tidur lebih banyak dari biasanya.
Para ahli kesehatan anak menyebutkan ada beberapa pemicu stres pada anak. Ini dia 7 penyebabnya:
1. Perkembangan yang terlalu cepat
Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) kini telah berubah menjadi sekolah dasar kelas satu. Sekitar 20 tahun lalu, kegiatan utama sekolah TK hanyalah menggambar dan bermain. Kini, anak TK pun bisa pulang membawa PR. Tentu beban pelajaran yang dimiliki anak kelas 2 dan 3 sekolah dasar lebih besar lagi dibanding satu dekade sebelumnya.
2. Tuntutan akademik
Obsesi orangtua terhadap keberhasilan pendidikan anak dan juga seringnya pihak sekolah memberikan tes untuk anak bisa menyebabkan anak merasa tertekan.
3. Jadwal yang padat
Tingkat aktivitas anak dewasa ini semakin padat saja. Selain jam sekolah yang bertambah, mereka juga disibukkan dengan berbagai les tambahan.
"Anak-anak memiliki jiwa yang bebas yang justru akan menampilkan sisi terbaiknya dalam pengaturan waktu yang tidak ketat. Orangtua seharusnya peka pada apa yang dirasakan anak. Jika mereka tampak kelelahan dan stres, mungkin aktivitas itu terlalu banyak," Sandra Hassink, Presiden American Academy of Pediatrics.
4. Perundungan
Perundungan atau bullying tidak hanya berbentuk kekerasan fisik dan verbal, tapi juga secara online. Anak-anak saat ini sudah akrab dengan berbagai media sosial dan mereka bisa membaca komentar-komentar negatif atau pun lelucon yang bersifat melecehkan.
5. Kurang tidur
Berbagai tekanan dan juga daya tarik media sosial bisa membuat anak kekurangan waktu tidur. Padahal, kurang tidur dalam jangka panjang bisa berpengaruh pada memori, mood, dan kemampuan mengambil keputusan.
6. Masalah keluarga
Masalah dalam keluarga, seperti orangtua yang sakit kronik, kehilangan pekerjaan, atau perceraian, bisa membuat anak mengalami stres. Keluarga sebenarnya adalah penyangga utama anak. Saat orangtua tampak kesulitan menyelesaikan suatu masalah, anak akan lebih merasa tertekan.
7. Tayangan dewasa
Di zaman modern ini, kita bisa mendapatkan informasi selama 24 jam non-stop. Sayangnya anak-anak juga sering terpapar informasi atau tayangan televisi yang tidak sesuai dengan usianya. Materi kekerasan dan juga tayangan vulgar mungkin sering dilihat anak tanpa adanya pendampingan dari orangtua.