Ada ungkapan yang mengatakan segala sesuatu yang berlebihan tidaklah
baik. Termasuk pula urusan bedong-membedong dan kereta bayi (stroller).
Terlalu sering membedong bayi dan meletakkannya di stroller rupanya
dapat mengganggu perkembangan otak mereka. Konsekuensinya akan terasa saat
mereka dewasa kelak.
Otak sedang pesat-pesatnya berkembang selama 1.000 hari atau sekitar 3
tahun sejak pembuahan. Masa ini disebut periode emas. Otak yang bertumbuh
optimal selama masa itu akan menghasilkan anak yang cerdas dan berkarakter.
Setelah periode emas berlalu, perkembangan otak mulai melamban. Setiap
harinya otak tumbuh lebih lambat dari hari sebelumnya.
Selain asupan nutrisi yang baik, perkembangan otak yang optimal selama
periode emas juga sangat bergantung pada intensitas stimulasi-stimulasi fisik
orang tua.
Irene F. Mongkar, Pakar Stimulasi Anak, saat acara Prenagen Pregnancy
Educational Journey di Kota Kasablanka, akhir pekan lalu, mengatakan stimulasi
atau rangsangan tersebut terbagi atas dua jenis, rangsangan sensorik dan
motorik.
Rangsangan sensorik mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan panca
indra manusia, seperti melihat, meraba, dan mendengar.
Oleh karena itu, Irene mewanti-wanti para ibu dan ayah untuk lebih
sering melakukan kontak fisik dengan bayinya.
"Bayi sangat membutuhkan kehangatan orang tuanya. Jadi ketimbang
menaruhnya di stroller, lebih baik Anda menggedongnya. Mana yang lebih berat?
tas yang berisi susu dan perlengkapan bayi atau bayi Anda?" ujar Irene di
acara yang dihadiri ratusan orang tua itu.
Sementara rangsangan motorik berhubungan dengan gerak tubuh manusia.
Sangat disarankan, para orang tua memberikan kesempatan bayinya bergerak
sebebas-bebasnya. Biarkan bayi leluasa menggunakan tangan, kaki, mata, dan
mulutnya.
"Oleh karena itu, bayi jangan terlalu sering dibedong supaya mereka
bebas bergerak," ujar Irene.
Fase merangkak juga termasuk dalam rangsangan ini. Orang tua sebaiknya
jangan terlalu senang dulu jika anaknya sudah bisa berjalan. Bila belum terlalu
fasih berjalan, biarkan bayi merangkak.
Menurut Irene, merangkak sangat penting sebagai langkah awal bayi
melawan gravitasi untuk melawan kelumpuhan.
"Merangkak juga melatih bayi mengenal dunia tiga dimensi, misal
ketinggian dan kedalaman," kata Irene yang memiliki pusat pelatihan bayi
dan orang tua di kawasan Gading Serpong, Tangerang,
Beberapa fungsi merangkak lainnya antara lain melatih konvergensi, meningkatkan
konsentrasi, melatih posisi langkah dengan sempurna, belajar keseimbangan,
memperkuat tangan sebagai bekal kemampuan untuk menulis.