Penasaran Dengan Marahnya
Rasulullah ? Beginilah Beliau Jika Marah, Beliau pernah marah kepada seorang
pejabat pemungut zakat yang menerima hadiah. Beliau sempat mengangkat seseorang
dari Ashad (Azad) yang disebut Ibnu Lutbiyah sebagai amil (petugas) pemungut
zakat di Bani Sulaim. Setelah selesai bertugas, Ibnu Lutbiyah mendatangi
Rasulullah saw. yang saat itu sedang berada di dalam masjid. Ia menghampiri
beliau sambil membawa zakat yang berhasil ia pungut. Ibnu Lutbiyah lalu
berkata, "Ini adalah untuk negara, sementara ini (yang di dalam kantong
kecil) adalah hadiah untuk saya."
Seketika itu Rasulullah saw. marah dan langsung mengumumkan tindakan yang tidak lurus tersebut. "Kalau kamu duduk di rumah ibu-bapak kamu, apa mungkin hadiah itu sampai?" Beliau menyampaikan, "Demi Allah, tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sesuatu tanpa hak kecuali pada hari kiamat ia akan menjumpai Allah dengan memikul apa yang diambilnya."
Marah itu alamiah jika ditempatkan pada posisi yang benar. Namun jika gemar marah, sedikit-sedikit emosional, apa lagi terhadap sesuatu yang semestinya dimaklumi, kemarahan tersebut berpotensi menjadi penyakit. Bukan hanya penyakit psikis seperti benci, dendam, dan perasaan 'tak enak' lainnya, tapi juga penyakit fisik.
Sejumlah peneliti di Amerika serikat mengungkapkan, marah bisa meningkatkan risiko serangan jantung lima kali lipat, dan stroke hingga tiga kali lipat. Semakin sering seseorang tersebut marah, risiko serangan jantung dan stroke semakin tinggi. Penelitian lain yang pernah dipublikasikan jurnal Brain Behaviour Immunity, menunjukkan, amarah sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
Mengingat dampak buruk dari sikap emosi yang tak terkendali, Rasulullah saw. memberi petunjuk untuk mengatasinya, :Marah itu datangnya dari setan dan setan terbuat dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah." (HR Abu Dawud).
Seketika itu Rasulullah saw. marah dan langsung mengumumkan tindakan yang tidak lurus tersebut. "Kalau kamu duduk di rumah ibu-bapak kamu, apa mungkin hadiah itu sampai?" Beliau menyampaikan, "Demi Allah, tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sesuatu tanpa hak kecuali pada hari kiamat ia akan menjumpai Allah dengan memikul apa yang diambilnya."
Marah itu alamiah jika ditempatkan pada posisi yang benar. Namun jika gemar marah, sedikit-sedikit emosional, apa lagi terhadap sesuatu yang semestinya dimaklumi, kemarahan tersebut berpotensi menjadi penyakit. Bukan hanya penyakit psikis seperti benci, dendam, dan perasaan 'tak enak' lainnya, tapi juga penyakit fisik.
Sejumlah peneliti di Amerika serikat mengungkapkan, marah bisa meningkatkan risiko serangan jantung lima kali lipat, dan stroke hingga tiga kali lipat. Semakin sering seseorang tersebut marah, risiko serangan jantung dan stroke semakin tinggi. Penelitian lain yang pernah dipublikasikan jurnal Brain Behaviour Immunity, menunjukkan, amarah sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
Mengingat dampak buruk dari sikap emosi yang tak terkendali, Rasulullah saw. memberi petunjuk untuk mengatasinya, :Marah itu datangnya dari setan dan setan terbuat dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah." (HR Abu Dawud).