Markas Besar Polri belum bisa memastikan penyebab kematian Mirna Salihin, perempuan yang meninggal usai minum kopi Vietnam di kedai kopi di mal Grand Indonesia.
Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan, polisi masih terus memeriksa penyebab tewasnya Mirna.
"Kami masih menyelidiki apakah zat yang berada di dalam tubuh Mirna, sianida atau bukan," kata Anton, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 12 Januari 2016.
Polisi terus mengembangkan kasus tewasnya Mirna dengan memeriksa sejumlah saksi. Setidaknya, hingga kini Polisi telah memeriksa sepuluh saksi, terdiri dari anggota keluarga, pemilik kafe, hingga sahabat Mirna.
"Saksi itu antara lain yang datang bersama-sama dengan korban yang saat itu minum kopi bersama," ujar dia.

Polda Metro Jaya telah melakukan pra rekontruksi di kafe Olivier di Grand Indonesia, lokasi Wayan Mirna Salihin tewas usai menyeruput kopi es Vietnam.
Polisi menghadirkan dua sahabat Mirna yang kala itu datang bersamanya. Keduanya menjelaskan kronologi pertemuan mereka dengan Mirna di kafe itu.
Dalam pra rekonstruksi itu, Mirna duduk di tengah diapit dua temannya di sebelah kiri dan kanan.
Keduanya juga memperagakan detik-detik terakhir Mirna tewas. Awalnya ia mual usai menyeruput es kopi Vietnam. Setelah itu, Mirna meminta rekannya untuk mencium aroma minuman yang diminumnya tersebut.
"Oh my god, it's so bad," kata salah satu rekan korban mengulangi ucapan Mirna usai menenggak es kopinya saat pre rekontruksi.
Kepala Bidang Humad Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polis Mohammad Iqbal mengatakan terkait keterangan saksi dan sejumlah barang bukti, penyidik masih mengumpulkan semuanya dan sedang dianalisa.

Nantinya, dari analisa ini akan disimpulkan berkorelasi atau tidak dengan kejadian tersebut sehingga bisa mengerucut apakah peristiwa ini pembunuhan atau tidak.
Sebelumnya keluarga tak berkenan jenazah Mirna diautopsi. Tapi setelah dibujuk polisi dan diberitahu dugaan polisi, keluarga akhirnya setuju.
Mirna tewas pada Rabu 6 Januari 2015, usai menenggak kopi Vietnam yang dipesankan rekan Mirna sebelum ia datang. Diketahui ada jeda 40 menit sejak rekan korban memesankan kopi sampai akhirnya Mirna datang dan meminum kopinya.
Salah satu rekan korban memang lebih dulu datang ke cafe di Grand Indonesia tersebut. Sedangkan Mirna datang belakangan bersama seorang rekan lainnya

"Kita belum menyimpulkan ini peristiwa pembunuhan. Tapi penyidik meyakini kematian korban tidak wajar dan mencurigai suatu zat di dalam kopi sebagai penyebab utamanya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti menambahkan.

Polisi terus mengembangkan kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin usai minum kopi di Grand Indonesia. 
Rekaman kamera CCTV yang disita polisi tak dapat menunjukkan apa yang dilakukan rekan korban dengan kopi, sebelum Mirna tiba dan meminum kopinya.
Kamera CCTV itu berada di balik sebuah tanaman tinggi. Sementara rekan korban memilih tempat duduk persis di balik tanaman tinggi itu.

Sehingga tidak terlihat apapun yang dilakukan rekan korban di rekaman CCTV. Namun polisi menyebut sejumlah saksi memberikan keterangan yang bisa menjadi bukti selain rekaman CCTV.
Sebelumnya keluarga tak berkenan jenazah Mirna diautopsi. Tapi setelah dibujuk polisi dan diberitahu dugaan polisi, keluarga akhirnya setuju.
Mirna tewas pada Rabu 6 Januari 2015, usai menenggak kopi Vietnam yang dipesankan rekan Mirna sebelum ia datang. Diketahui ada jeda 40 menit sejak rekan korban memesankan kopi sampai akhirnya Mirna datang dan meminum kopinya.
Salah satu rekan korban memang lebih dulu datang ke cafe di Grand Indonesia tersebut. Sedangkan Mirna datang belakangan bersama seorang rekan lainnya.

"Kita belum menyimpulkan ini peristiwa pembunuhan. Tapi penyidik meyakini kematian korban tidak wajar dan mencurigai suatu zat di dalam kopi sebagai penyebab utamanya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, Senin 11 Januari 2016.
Dari keterangan yang didapat Polda Metro Jaya, karyawan cafe sempat mencicipi setetes kopi yang diminum korban. Hasilnya pegawai kafe itu langsung muntah-muntah usai mencicipi setetes kopi itu.
"Ini harus dirunut dan direkonstruksi seluruhnya. Mencocokkan alat bukti satu dan lainnya untuk menyimpulkan," kata Krishna menambahkan.

Kopi yang diminum Mirna Salihin (28) diduga mengandung zat berbahaya. Sebab usai diminum Mirna, kemudian tewas, karyawan kafe coba mencicipi dan langsung muntah-muntah.
"Ketika saksi (karyawan kafe) mencicipi kopi itu, ia merasakan rasa yang kebas. Kemudian saksi langsung merasakan mual selama setengah jam dan muntah-muntah," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, Senin 11 Januari 2015.
Krishna menjelaskan usai Mirna kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit, pegawai kafe menyingkirkan kopi itu ke dapur.
Lalu oleh pegawai itu diambil setetes kopi memakai ujung sedotan. Kemudian diteteskan di tangannya, lalu dicicipi. "Padahal itu cuma setetes. Makanya kami menduga ada sesuatu di kopi itu," tegas Krishna.
Berdasarkan hasil temuan awal Puslabfor, diduga ada Sianida di dalam kopi itu. Nantinya, hal itu akan dicocokkan dengan hasil analisa sampel lambung, hati, dan empedu korban, usai jenazah diautopsi.
Hingga kini polisi belum menyimpulkan ini peristiwa pembunuhan. Namun, penyidik meyakini kematian korban tidak wajar dan mencurigai suatu zat di dalam kopi sebagai penyebab utamanya. 

Polisi memanggil sejumlah saksi terkait kematian Wayan Mirna Salimin. Beberapa saksi yang dipanggil adalah dua teman Mirna, yang ikut mendampingi saat tengah minum kopi Vietnam tersebut.
"Salah satu teman Mirna sudah kita periksa, tetapi yang satu lagi belum. Kami sudah mengirimkan surat panggilan untuk temannya satu lagi untuk datang hari ini," ujar Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, Senin 11 Januari 2016.
Untuk identitasnya siapa kedua saksi itu, Krishna belum mau membeberkannya. Namun, kata dia, salah satunya adalah si pemesan kopi untuk Mirna.
Krishna menambahkan korban tidak memesan es kopi Vietnam, tapi dipesankan oleh temannya. "Jadi sebelum Mirna datang, kopi sudah ada ada di meja mereka duduk".
Diketahui, hari ini, penyidik Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih menggelar pra rekonstruksi kematian Mirna di kafe Olivier, West Mall, Grand Indonesia (GI) Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Polisi menghadirkan dua sahabat Mirna yang kala itu datang bersamanya. Keduanya menjelaskan kronologi pertemuan mereka dengan Mirna di kafe itu. 

Wayan Mirna Salihin, 27 tahun meninggal saat makan di Restoran Olivier, West Mall, Grand Indonesia. Dia tewas usai meminum seteguk es kopi vietnam yang dia pesan di restoran tersebut.
Penyebab kematian Mirna kemudian menjadi teka-teki. Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi sebab Mirna meninggal seketika itu.
Tetapi, seorang sahabat Mirna diketahui bernama Fransiska, menggunggah status terkait kematian wanita ini. Dalam akun media sosial Path, Fransiska menulis kematian Mirna bukan karena meminum es kopi.

"Tapi perlu di klarifikasi bahwa penyebabnya bukan se mata2 krn minum kopi vietnam, tetapi karena sebelumnya minum obat kurus... lalu pergi minum kopi bikin jantungnya berdebar2 maka kena serangan jantung," tulis Fransiska, diakses pada Sabtu, 9 Januari 2016.
Meski demikian, pihak kepolisian menyatakan belum terdapat kepastian terkait penyebab kematian Mirna. Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan.
"Sedang diselidiki dan penyebab kematian belum dipastikan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal.
Sebelumnya, Mirna pergi ke restoran Olivier bersama kedua sahabatnya. Dia memesan es kopi vietnam di restoran tersebut.
Tetapi, baru saja meminum seteguk es kopi tersebut, Mirna seketika mengalami kejang-kejang. ia dilarikan ke klinik Damayanti, klinik yang ada di pusat perbelanjaan tersebut untuk mendapat penanganan medis, namun sayangnya nyawanya tak tertolong.