Ada yang mengejutkan saat Tribun Bali (Tribunnews. com Network) mencoba
mengunjungi Sungai Ayung, sungai yang menjadi sumber air bagi dua Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) di Bali, yakni PDAM Kota Denpasar dan PDAM Kabupaten
Badung, Bali.
Sungai yang terletak di sebelah timur Jalan Antasura Utara Denpasar itu
tidak saja mengalami kekeringan, namun juga tercemar hingga berwarna agak
keputihan dan tampak berminyak.
Sejumlah petugas bagian produksi PDAM Denpasar yang meninjau Sungai
Ayung kemarin, mengaku tidak tahu apa penyebab warna sungai berubah.
Kepala Bagian Produksi PDAM Kota Denpasar, Wayan Satya Graha, juga
mengatakan tidak tahu. Bahkan Satya Graha sempat kaget melihat warna air sungai
yang menjadi putih itu.
Menurut Satya Graha, sebelumnya ia tak pernah melihat warna sungai
berubah menjadi seperti itu.
"Waduh, kok begini ya airnya, biasanya tidak seperti ini,"
ucap Satya Graha sembari berkeliling di areal untuk pengolahan air tahap
pertama di sekitar Sungai Ayung itu.
Pantauan Tribun Bali di lokasi, Sungai Ayung yang berada di wilayah
Belusung itu, airnya tidak lagi mengalir. Terlihat dari atas sungai, genangan
air berwarna putih dan berminyak.
Biasanya, kata Satya Graha, air di sungai tersebut mengalir deras.
Namun, sejak hari Minggu (20/9/2015) lalu, permukaan air sungai tiba-tiba
surut.
Di dalam bak besar berukuran sekitar 20x20 meter yang digunakan PDAM
Denpasar sebagai tempat pengolahan tahap dua, terlihat volume air yang
tertampung di sana hanya setengah dari kapasitas.
"Ini semua dampak dari musim kemarau yang berkepanjangan,"
kata Satya Graha.
PDAM Kota Denpasar, jelas Satya Graha, saat ini memang dalam kondisi
sulit dan waswas.
PDAM Denpasar hanya berharap hujan segera datang agar air di Sungai
Ayung bisa lebih banyak, sehingga semua mesin pompa air bisa difungsikan.
Sampai kemarin siang, dari lima mesin pompa yang tersedia di instalasi
pengolahan air di Sungai Ayung Belusung, hanya empat saja yang difungsikan. Itu sebabnya, pengolahan air pun menjadi berkurang.
"Kami tidak tahu harus bagaimana sekarang. Kami sudah waswas. Kalau
bisa membuat air, tentu kami sudah buat air. Tapi ya sekarang bergantung ada
tidaknya air hujan," kata Satya.
"Semua bergantung air baku di sungai. Kalau airnya hanya sedikit,
maka pompa tidak kami fungsikan semua. Ini saja sekarang sudah tidak berfungsi
semua. Padahal sebelumnya bisa berfungsi semua," tambah Kasubag Produksi
PDAM Denpasar, Made Durna, kepada Tribun Bali.